Flexing: Hobi Pamer Kekayaan


Siapa yang tidak suka menunjukkan apa yang mereka miliki? Apakah itu mobil mewah, jam tangan berlian, atau tas bermerek, banyak orang yang senang memamerkan kekayaan mereka di media sosial. Tapi apakah itu benar-benar hobi yang sehat dan bermanfaat? Ataukah itu hanya cara untuk menutupi ketidakpuasan dan kekurangan diri?

Flexing adalah istilah slang yang berarti menunjukkan sesuatu yang berharga atau mengesankan, biasanya untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain. Flexing bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengunggah foto atau video dengan barang-barang mahal, menyebutkan harga atau merek barang-barang tersebut, atau membandingkan diri dengan orang lain yang kurang beruntung.

Flexing mungkin terlihat menyenangkan dan memuaskan, tapi sebenarnya ada banyak dampak negatif yang bisa ditimbulkannya. Berikut adalah beberapa alasan mengapa flexing bukanlah hobi yang baik:

  1. Flexing bisa menimbulkan rasa iri dan dengki dari orang lain. Orang-orang yang melihat postingan flexing mungkin merasa tidak senang, cemburu, atau bahkan marah karena merasa direndahkan atau dihina. Hal ini bisa merusak hubungan sosial dan menimbulkan permusuhan atau konflik.
  2. Flexing bisa menimbulkan rasa tidak aman dan tidak bahagia pada diri sendiri. Orang-orang yang suka flexing mungkin merasa bahwa nilai diri mereka bergantung pada apa yang mereka miliki, bukan pada siapa mereka. Mereka mungkin juga merasa bahwa mereka harus terus membeli barang-barang baru untuk mempertahankan citra mereka di mata orang lain. Hal ini bisa menyebabkan stres, kecemasan, atau depresi.
  3. Flexing bisa menimbulkan pemborosan dan konsumsi berlebihan. Orang-orang yang suka flexing mungkin tidak peduli dengan dampak ekonomi, sosial, atau lingkungan dari barang-barang yang mereka beli. Mereka mungkin juga tidak menghargai barang-barang tersebut dan menganggapnya sebagai sesuatu yang sementara dan bisa diganti. Hal ini bisa menyebabkan pemborosan sumber daya, polusi, atau kerusakan lingkungan.

Jadi, bagaimana cara mengatasi kebiasaan flexing? Berikut adalah beberapa tips yang bisa dicoba:

  1. Bersyukur atas apa yang dimiliki. Daripada memamerkan barang-barang mahal, lebih baik menghargai dan menikmati apa yang sudah dimiliki. Mengucapkan terima kasih kepada Tuhan, keluarga, teman, atau diri sendiri atas segala berkah dan kesempatan yang diberikan. Hal ini bisa meningkatkan rasa bahagia dan puas.
  2. Fokus pada hal-hal yang penting. Daripada mengukur diri dengan apa yang dimiliki, lebih baik mengukur diri dengan apa yang dilakukan. Menetapkan tujuan dan cita-cita yang sesuai dengan minat dan bakat. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Hal ini bisa meningkatkan rasa percaya diri dan bermakna.
  3. Berbagi dengan orang lain. Daripada membeli barang-barang baru untuk flexing, lebih baik membagikan barang-barang lama yang masih layak pakai kepada orang-orang yang membutuhkannya. Menyumbangkan uang atau waktu untuk kegiatan sosial atau kemanusiaan. Menginspirasi atau membantu orang lain untuk mencapai impian mereka. Hal ini bisa meningkatkan rasa empati dan solidaritas.

Flexing bukanlah hobi yang baik karena bisa menimbulkan banyak dampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain. Lebih baik mengganti kebiasaan flexing dengan kebiasaan-kebiasaan positif yang bisa meningkatkan kualitas hidup dan kebahagiaan.